·
Menerapkan teori
kelistrikan
1.Arus Listrik
adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.
Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.
Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.
“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”
Formula arus listrik adalah:
I = Q/t (ampere)
Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik
2. Kuat Arus Listrik
Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik”.
Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:
Q = I x t
I = Q/t
t = Q/I
Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.
“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”
“muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x 10^-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik”
3. Rapat Arus
Difinisi :
“rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas penampang kawat”.
Gambar 2. Kerapatan arus listrik.
Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm² (12A/1,5 mm²).
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar 300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).
Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil.
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang kawat:
J = I/A
I = J x A
A = I/J
Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]
4. Tahanan dan Daya Hantar Penghantar
Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron denganatom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat yang terjadi pada setiap bahan.
Tahanan didefinisikan sebagai berikut :
“1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada temperatur 0° C"
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:
“Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik”.
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:
R = 1/G
G = 1/R
Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ Ω/ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]
Gambar 3. Resistansi Konduktor
Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm.
“Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan diameter penampang q serta tahanan jenis ρ (rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah” :
R = ρ x l/q
Dimana :
R = tahanan kawat [ Ω/ohm]
l = panjang kawat [meter/m] l
ρ = tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
q = penampang kawat [mm²]
faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada :
• panjang penghantar.
• luas penampang konduktor.
• jenis konduktor .
• temperatur.
"Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan atom makin meningkat akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan demikian kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan tahanan penghantar"
5. potensial atau Tegangan
potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebut “potential difference atau perbedaan potensial”. satuan dari potential difference adalah Volt.
“Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb”
Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:
V = W/Q [volt]
Dimana:
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb
RANGKAIAN LISTRIK
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
Gambar 4. Rangkaian Listrik.
Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup.
1. Cara Pemasangan Alat Ukur.
Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban, karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter dipasang seri, hal inidisebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil.
“alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter”
2. Hukum Ohm
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :
I = V/R
adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.
Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.
Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.
“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”
Formula arus listrik adalah:
I = Q/t (ampere)
Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik
2. Kuat Arus Listrik
Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik”.
Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:
Q = I x t
I = Q/t
t = Q/I
Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.
“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”
“muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x 10^-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik”
3. Rapat Arus
Difinisi :
“rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas penampang kawat”.
Gambar 2. Kerapatan arus listrik.
Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm² (12A/1,5 mm²).
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar 300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).
Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil.
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang kawat:
J = I/A
I = J x A
A = I/J
Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]
4. Tahanan dan Daya Hantar Penghantar
Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron denganatom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat yang terjadi pada setiap bahan.
Tahanan didefinisikan sebagai berikut :
“1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada temperatur 0° C"
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:
“Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik”.
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:
R = 1/G
G = 1/R
Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ Ω/ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]
Gambar 3. Resistansi Konduktor
Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm.
“Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan diameter penampang q serta tahanan jenis ρ (rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah” :
R = ρ x l/q
Dimana :
R = tahanan kawat [ Ω/ohm]
l = panjang kawat [meter/m] l
ρ = tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
q = penampang kawat [mm²]
faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada :
• panjang penghantar.
• luas penampang konduktor.
• jenis konduktor .
• temperatur.
"Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan atom makin meningkat akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan demikian kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan tahanan penghantar"
5. potensial atau Tegangan
potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebut “potential difference atau perbedaan potensial”. satuan dari potential difference adalah Volt.
“Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb”
Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:
V = W/Q [volt]
Dimana:
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb
RANGKAIAN LISTRIK
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
Gambar 4. Rangkaian Listrik.
Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup.
1. Cara Pemasangan Alat Ukur.
Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban, karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter dipasang seri, hal inidisebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil.
“alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter”
2. Hukum Ohm
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :
I = V/R
V = R x I
• Formula untuk menghtung
Daya (P), dalam satuan watt adalah:
P = I x V
P = I x I x R
P = I² x R
3. HUKUM KIRCHOFF
Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol (ΣI=0).
Gambar 5. loop arus“ KIRChOFF “
Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5
P = I x V
P = I x I x R
P = I² x R
3. HUKUM KIRCHOFF
Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol (ΣI=0).
Gambar 5. loop arus“ KIRChOFF “
Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5
·
Mengenal komponen
elektronika(aktif dan pasif)
Komponen aktif adalah jenis komponen
elektronika yang memerlukan arus panjar agar dapat bekerja dalam rangkaian
elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah Transistor dan IC juga Lampu
Tabung. Besarnya arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini.
Sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.
Dalam penggunaannya kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama, kecuali dalam rangkaian2 pasif yang hanya menggunakan komponen2 pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisiknya.
Sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.
Dalam penggunaannya kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama, kecuali dalam rangkaian2 pasif yang hanya menggunakan komponen2 pasif saja misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran fisiknya.
·
Menggunakan komponen
elektronika
Gambar skema Rangkaian Power Supply
beserta komponen dan cara pembuatannya
Rangkaian Power Supply merupakan komponen yang sangat penting dalam peralatan elektronik saat ini, seperti timbangan digital, kalkulator, MP3 player, FM radio, mainan anak-anak,
sampai alat pengecas hape (phone charger). Sumber arus power supply
adalah sumber bolak AC (arus bolak) dari pembangkit listrik. Hal ini
memerlukan perangkat power supply yang dapat mengubah AC ke DC.
Jika kita ingin mendapatkan tegangan
DC murni, maka kita harus membutuhkan beberapa rangkaian pendukung yang
bisa kita buat sendiri dan komponennya pun mudah di dapatkan di pasar
elektronik. Baterai adalah sumber catu daya DC yang terbaik, tapi untuk membutuhkan
arus yang lebih besar, sumber daya baterai tidak akan cukup untuk menyampaikan
arus tersebut.
Sekarang ini, kita tidak perlu
pusing untuk membuat sebuah rangkaian power supply, karena kita tidak perlu mencari op-amp, transistor, kapasitor,
dioda dan komponen lainnya. Saat ini sirkuit sudah di kemas
menjadi tegangan IC regulator tunggal tetap.
Jenis tegangan komponen
regulator seri 78XX tegangan positif tetap dan seri 79XX adalah regulator
tegangan tetap negatif. Bahkan semua komponen ini sudah di lengkapi dengan
pembatas. Komponen ini hanya memiliki tiga pin dan dengan menambah
beberapa komponen saja dapat menjadi serangkaian regulasi power supply yang
baik.Yang perlu di ingat IC regulator sirkuit dapat bekerja jika tegangan input
lebih besar dari regulator tegangan output.
Jika kita menginginkan menggunakan
trafo yang lebih besar, kami sarankan agar transistor 2N3055 di double
agar arus yang keluar dari collector lebih besar dan sesuai dengan arus yang
keluar dari trafo. Cara pemasanganya cukup di seri pada semua sisi kakinya.
Rangkaian Power Supply sederhana pada dasarnya berasal dari jala-jala PLN yang
dimasukkan ke transformator melalui S1 dan S2, selanjutnya oleh transformator tegangan
tersebut diturunkan menjadi 3v sampai dengan 12v AC, kemudian oleh S3
tegangan dipilih sesuai dengan kebutuhan. Output dari penyearahan ini
tegangan sudah menjadi tegangan DC tetapi masih kasar ,untuk menghaluskannya
dipakailah C1,R1,C2,dan R2 dan tegangan Dc dari power supply siap untuk
digunakan.
·
Menerapakan system
bilangan digital
Sistem
Digital adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengukur suatu nilai atau
besaran yang bersifat tetap atau tidak teratur dalam bentuk diskrit berupa
digit digit atau angka angka .Biasanya sebelum mempelajari lebih dalam tentang
sistem digital pertama pasti kita akan mempelajari yang namanya Sistem
Bilangan ,ada 4 jenis sistem bilangan yaitu biner ,oktal ,desimal ,hexadesimal
.
- Bilangan Biner adalah bilangan yang hanya punya basis 2 atau bilangan basis 2 ,yaitu 0 dan 1
- Bilangan Oktal adalah bilangan yang hanya punya basis 8 atau bilangan basis 8 , yaitu 0,……,7
- Bilangan Desimal adalah bilangan yang hanya punya basis 10 atau bilangan basis 10 ,yaitu 0,…….9
- Bilangan Hexadesimal adalah bilangan yang hanya punya basis 16 atau bilangan basis 16 ,yaitu 0,……..9 ,A ,B ,C ,D ,E ,F (A=10 ,B=11 ,C=12 ,D=13 ,E=14 ,F=15)
Konversi
Bilangan adalah mengubah suatu sistem bilangan menjadi sistem bilangan
lain.
Biner
*Biner
ke Oktal
Caranya
mudah ,kita hanya menyekatnya atau mengelompokkan berisi 3 bit bilangan ,dalam
bentuk bilangan oktal ,111 = 4+2+1 = 7 ,sistem oktal ini disebut sistem 421.
Contoh
:
110011010(2)
= 110 011 010 = 4+2+0 0+2+1 0+2+0 = 632(8)
*Biner
ke Desimal
Kita
hanya tinggal mengalikan setiap bitnya dengan 2n ,n = posisi bit ,MSB
berarti pangkatnya paling besar sedangkan LSB pangkatnya paling kecil atau = 0,
lalu hasilnya dijumlahkan .
Contoh
:
110011010(2)
= (1×28) + (1×27) + (0×26) +(0×25) + (1×24) + (1×23) + (0×22) + (1×21) +(0×20)
=
256 + 128 + 0
+ 0 +
16 + 8
+ 0 +
2 + 0 = 410(10)
*Biner
ke Hexadesimal
Caranya
mudah ,kita hanya menyekatnya atau mengelompokkan berisi 3 bit bilangan ,dalam
bentuk bilangan oktal ,1111 = 8+4+2+1 = 15/F ,sistem hexadesimal ini disebut
sistem 8421.
Contoh
:
110110011010(2)
= 1101 1001 1010 = 8+4+0+1 8+0+0+1 8+0+2+0 = 13 9
10 = D9A(16)
Oktal
*Oktal
ke Desimal
Kita
hanya tinggal mengalikan angka paling kiri dengan 8n , n adalah jumlah pangkaat
tertinggi . MSB berarti pangkatnya paling besar sedangkan LSB pangkatnya paling
kecil atau = 0, lalu hasilnya dijumlahkan .
Contoh
:
678(8)
= 6×82 7×81 8×80 = 6×64 + 7×8 + 8×1 = 384 + 56 + 8 = 440(10)
*Oktal
ke Biner
Pada
konversi bilangan oktal ke biner ini maksimal hanya angka misalnya 777(8) yang
dapat langsung dikonversikan kebiner dengan cara sekat 7 = 111 , 7 = 111 , 7 =
111 jadi 777(8) =111111111(2) ,jika 777 keatas sudah tidak bisa menggunakan
cara ini ,harus diubah kedesimal dahulu baru bisa langsung ke biner.
Contoh
:
653(8)
= ( dengan cara sekat langsung karena tidak ada angka yang >7 )
653(8)
= 6 = 110 ,5 = 101 , 3 = 011,,,Jadi 653(8) = 110101011(2)
678(8)
= ( langkah pertama harus dikonversikan terlebih dahulu ke desimal )
678(8)
= 6×82 7×81 8×80 = 6×64 + 7×8 + 8×1 = 384 + 56 + 8 = 440(10)
440(10)
= ( langkah kedua langsung mengubahnya kebiner )
440(10)
= 440:2=220 sisa 0
220:2=110
sisa 0
110:2=55
sisa 0
55:2=27
sisa 1
27:2=13
sisa 1
13:2=6
sisa 1
6:2=3
sisa 0
3:2=1
sisa 1
1:2=0
sisa 1
dibaca
dari bawah keatas ,jadi 440(10) = 110111000(2)
Jadi
, 678(8) = 110111000(2)
*Oktal
ke Hexadesimal
Caranya
kita harus mengubahnya ke bilangan desimal dahulu baru dari desimal kiata ubah
ke hexadesimal .
Contoh:
678(8)
= 6×82 7×81 8×80 = 6×64 + 7×8 + 8×1 = 384 + 56 + 8 = 440(10)
440(10)
= 440:16= 27 sisa 8
27:16=
1 sisa 11/B
1:16=
0 sisa 1
dibaca
dari bawah keatas Jadi, 440(10) = 1B8(16)
Jadi
,hasil dari 678(8) = 1B8(16)
Desimal
*Desimal
ke Biner
Kita
hanya tinggal membagi angka desimalnya dengan angka 2 dan hasilnya tidak ada
koma ,tapi kita tulis saja berapa sisanya .
Contoh
:
440(10)
= 440:2=220 sisa 0
220:2=110
sisa 0
110:2=55
sisa 0
55:2=27
sisa 1
27:2=13
sisa 1
13:2=6
sisa 1
6:2=3
sisa 0
3:2=1
sisa 1
1:2=0
sisa 1
dibaca
dari bawah keatas ,jadi 440(10) = 110111000(2)
*Desimal
ke Oktal
Kita
hanya tinggal membagi angka desimalnya dengan angka 8 dan hasilnya tidak ada
koma ,tapi kita tulis saja berapa sisanya.
Contoh
:
440(10)
= 440:8= 55 sisa 0
55
:8= 6 sisa 7
7
:8= 0 sisa 7
dibaca
dari bawah keatas ,jadi 440(10) = 770(8)
*Desimal
ke Hexadesimal
Caranya
yaitu hanya tinggal membagi angka desimalnya dengan angka 16 dan hasilnya tidak
ada koma ,tapi kita tulis saja berapa sisanya.
440(10)
= 440:16= 27 sisa 8
27:16=
1 sisa 11/B
1:16=
0 sisa 1
dibaca
dari bawah keatas Jadi, 440(10) = 1B8(16)
Hexadesimal
*Hexadesimal
ke Biner
Kita
hanya tinggal menyekat 1 bilangan Hexadesimal lalu mengubahnya ke biner.
Contoh:
B4645(16)
= B 4 6 4 5 = 1011 0100 0110 0100
0101(2)
*Hexadesimal
ke Desimal
Kalikan
setiap bit bilangannya dengan 16n , n adalah nilai pangkat tertinggi MSB
berarti pangkatnya paling besar sedangkan LSB pangkatnya paling kecil atau = 0,
hasilnya lalu jumlahkan .
Contoh
:
1B8(16)
= 1×162+Bx161+8×160 =256+176+8=440(10)
*Hexadesimal
ke Oktal
Bilangan
Hexa tidak bisa langsung dikonversikan ke oktal ,ubah dulu ke desimal lalu dari
desimal bisa langsung dikonversikan ke oktal.
Contoh
:
1B8(16)
= 1×162+Bx161+8×160 =256+176+8=440(10)
440(10)
= 440:8= 55 sisa 0
55
:8= 6 sisa 7
7
:8= 0 sisa 7
dibaca
dari bawah keatas ,jadi 440(10) = 770(8)
Jadi
, 1B8(16) = 770(8)
- · Menerapkan elektronika digital untuk komputer
komputer hanya mengenal 2 kondisi, yaitu High
/ Low, True / False atau On / Off. Lalu untuk merepresentasikan
kondisi tersebut kedalam angka, maka dipakailah angka 1 untuk kondisi ON/High
dan 0 untuk kondisi OFF/Low. Angka 1 dan 0 atau bilangan biner
disebut Sistem Bilangan Basis 2 atau Binary Digits (bits) karena
memiliki dua simbol, 1 dan 0.
Pertanyaan
lalu muncul, jika hanya memiliki 2 simbol, kombinasi angka terbanyak hanya empat
dung? Yup bener! Hanya 4 kombinasi angka yaitu 00,01,10,11. Mau
dibolak-balik kek apapun ya gitulah kombinasinya. Dengan menggunakan aturan
nilai posisi digit paling kanan (Right Most), kita dapat mengkonversi
bilangan biner ke desimal dengan mudah.
Huuwwwaaa!
Lalu, bagaimana jika saya butuh angka 4,5,6,7 dan seterusnya? Padahal maksimum
kombinasi angka dalam bilangan biner 2 bits hanya bernilai 3?
Hmm..
Berarti kita harus mengenal sistem bilangan Octal kalu begitchu… PS:
Komputer
merupakan rangkaian elektronik berisi ribuan transistor yang dipadatkan dalam
bentuk chip. Chip yang berisi transistor bekerja mengalirkan data berdasarkan
prinsip switching On/Off yang dikendalikan tegangan High (perioda
positif) dan Low (perioda negatif). Jika hal ini dilakukan dengan
kecepatan tinggi, maka dihasilkan gelombang kotak (squarewave).
Berdasarkan
data ini, akhirnya ditemukan teknik digital, dimana seseorang dapat
memanipulasi data dengan merubah-rubah kondisi On/Off pada Chip
komputer. Representasi kondisi On/Off kemudian dinyatakan dengan angka 1
dan 0 untuk mewakili dan agar lebih mudah dipahami oleh orang lain.
Didalam
teknik digital, representasi 1 dan 0 berkembang menjadi True / False dan
ditemukannya teknik logika dan logika kebenaran membuat
manipulasi data dalam chip semakin mudah. Untuk lebih memudahkan orang
memprogram chip tersebut, kemudian ditemukan pemrograman bahasa Assembler
(bahasa mesin).
Bahasa
mesin (assembler) bagi sebagian orang sulit untuk diimprovisasi. Perkembangan
berikutnya, ditemukan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang ditandai
ditemukannya bahasa C. Dan seperti kita lihat saat ini, komputer menjadi alat
hitung yang super canggih.
Ya,
itulah sekelumit korelasi antara bilangan biner 1 dan 0, logika True/False atau
kondisi On/Off dengan komputer yang kita kenal saat ini.